Profil Desa Dlisen Wetan
Ketahui informasi secara rinci Desa Dlisen Wetan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Dlisen Wetan, Kecamatan Pituruh, Purworejo. Mengungkap potensi agraris, khususnya sebagai sentra penghasil benih palawija berkualitas, serta denyut kehidupan sosial-keagamaan masyarakatnya. Telusuri data wilayah, pemerintahan, dan prospek peng
-
Sentra Benih Palawija
Dlisen Wetan dikenal luas sebagai salah satu pusat pembenihan dan penangkaran benih palawija unggul di Kabupaten Purworejo, menjadi tulang punggung ekonomi desa.
-
Kehidupan Religius yang Kuat
Desa ini memiliki tradisi keagamaan yang mengakar, ditandai dengan aktivitas pendidikan Al-Qur`an dan perayaan hari besar Islam yang menjadi perekat sosial warganya.
-
Infrastruktur dan Potensi Tersembunyi
Dengan akses jalan yang memadai dan sumber daya alam yang mendukung, Dlisen Wetan memiliki potensi untuk mengembangkan agrowisata dan industri pengolahan hasil pertanian lebih lanjut.
Berada di lanskap agraris Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Desa Dlisen Wetan menjelma sebagai sebuah entitas desa yang hidup dan berkembang dengan bertumpu pada kekuatan sektor pertanian dan nilai-nilai sosial-keagamaan. Desa ini bukan sekadar titik geografis di peta, melainkan sebuah komunitas yang ulet, dikenal luas sebagai salah satu sentra pembenihan palawija berkualitas yang menopang kebutuhan bibit unggul di kawasan sekitarnya.Dengan suasana perdesaan yang khas, Dlisen Wetan memadukan aktivitas pertanian yang intensif dengan kehidupan komunal yang harmonis. Masyarakatnya yang religius dan pekerja keras menjadi modal utama dalam setiap gerak pembangunan desa. Profil ini akan mengupas secara mendalam potret Desa Dlisen Wetan, dari data kewilayahan, potensi ekonomi unggulan yang menjadi tulang punggungnya, hingga dinamika sosial budaya yang membentuk karakter unik desa ini.
Potret Wilayah dan Struktur Pemerintahan
Desa Dlisen Wetan merupakan salah satu dari 49 desa yang berada dalam wilayah administratif Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, desa ini terletak pada dataran rendah dengan hamparan lahan sawah dan tegalan yang subur, menjadikannya lokasi yang sangat ideal untuk kegiatan budidaya tanaman pangan dan hortikultura.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Pituruh dalam Angka 2023", Desa Dlisen Wetan memiliki luas wilayah sebesar 1,22 kilometer persegi. Wilayah ini terbagi ke dalam beberapa dusun yang terhubung oleh jaringan jalan desa yang telah beraspal dan dapat diakses dengan mudah, menunjang kelancaran transportasi dan distribusi hasil pertanian.Dari sisi demografi, pada akhir tahun 2022, jumlah penduduk Desa Dlisen Wetan tercatat sebanyak 1.346 jiwa. Populasi ini terdiri dari 677 penduduk laki-laki dan 669 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah yang ada, maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 1.103 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat hunian yang cukup padat untuk sebuah wilayah perdesaan. Batas-batas wilayah Desa Dlisen Wetan meliputi:
Sebelah Utara: Desa Dlisen Kulon
Sebelah Timur: Desa Megulung Kidul
Sebelah Selatan: Desa Prapag Lor
Sebelah Barat: Desa Kalikotes
Struktur pemerintahan desa berjalan secara aktif di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Kantor Desa Dlisen Wetan menjadi pusat pelayanan administrasi bagi masyarakat, mulai dari urusan kependudukan hingga perencanaan program pembangunan. Keberadaan lembaga desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga memastikan adanya fungsi pengawasan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah desa.
Pusat Pembenihan Palawija: Tulang Punggung Ekonomi Desa
Keunggulan utama yang mengangkat nama Desa Dlisen Wetan di kancah regional ialah perannya sebagai sentra pembenihan atau penangkaran benih palawija. Aktivitas ekonomi ini telah menjadi keahlian turun-temurun dan sumber pendapatan utama bagi sebagian besar masyarakatnya. Para petani di Dlisen Wetan tidak hanya menanam tanaman untuk konsumsi atau dijual sebagai produk akhir, tetapi secara khusus memproduksi benih unggul bersertifikat yang kemudian dipasok ke berbagai daerah.Komoditas utama yang menjadi fokus pembenihan antara lain jagung hibrida, kacang hijau dan kedelai. Para petani di desa ini tergabung dalam kelompok-kelompok tani yang aktif dan sering kali bermitra dengan perusahaan-perusahaan benih nasional maupun instansi pemerintah seperti Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). Kemitraan ini memastikan bahwa proses produksi benih dilakukan sesuai dengan standar mutu yang ketat, mulai dari pemilihan induk, penanaman, isolasi tanaman, panen, hingga pengolahan pascapanen.Proses produksi benih ini jauh lebih rumit dibandingkan pertanian konsumsi biasa dan membutuhkan ketelitian serta pengetahuan teknis yang tinggi. Keberhasilan masyarakat Dlisen Wetan dalam bidang ini menunjukkan tingkat adopsi teknologi dan inovasi pertanian yang baik. Aktivitas ekonomi ini menciptakan efek ganda yang signifikan, tidak hanya memberikan pendapatan langsung bagi petani penangkar, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi buruh tani, jasa pemipilan, pengeringan, hingga pengemasan benih. Desa ini secara efektif telah bertransformasi menjadi sebuah "pabrik benih" berbasis agraris yang vital bagi ketahanan pangan regional.Selain pembenihan, sektor pertanian pada umumnya juga berkembang baik. Lahan sawah yang ada dimanfaatkan untuk menanam padi pada musim penghujan, sementara lahan tegalan ditanami berbagai jenis palawija dan sayuran. Keberhasilan di sektor pertanian ini ditopang oleh ketersediaan sumber daya air yang cukup dan semangat kerja keras para petaninya.
Kehidupan Sosial dan Spiritualitas Komunitas
Kehidupan masyarakat Desa Dlisen Wetan sangat kental dengan nuansa religiusitas dan kebersamaan. Mayoritas penduduknya merupakan pemeluk agama Islam yang taat, dan nilai-nilai keagamaan ini tercermin dalam aktivitas sehari-hari serta kegiatan komunal. Masjid dan mushala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan keagamaan.Salah satu ciri khas yang menonjol ialah semaraknya kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ) bagi anak-anak di sore hari. Kegiatan ini menjadi fondasi penting dalam pembentukan karakter generasi muda desa, menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual sejak dini. Selain itu, perayaan hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu disambut dengan antusiasme tinggi dan menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.Tradisi gotong royong juga masih terpelihara dengan baik. Warga secara sukarela bahu-membahu dalam berbagai kegiatan, seperti membersihkan lingkungan desa, memperbaiki fasilitas umum, atau membantu tetangga yang sedang mengadakan hajatan. Semangat kebersamaan inilah yang menjadi modal sosial tak ternilai, menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan harmonis.Dalam hal pendidikan formal, keberadaan fasilitas pendidikan dasar di desa dan sekitarnya memastikan anak-anak usia sekolah mendapatkan akses pendidikan yang layak. Pemerintah desa dan masyarakat menaruh perhatian besar pada pendidikan sebagai jalan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Infrastruktur dan Arah Pengembangan Masa Depan
Desa Dlisen Wetan didukung oleh infrastruktur dasar yang cukup memadai. Akses jalan utama desa yang sudah beraspal memudahkan mobilitas warga dan pengangkutan hasil panen. Jaringan listrik dan telekomunikasi juga telah menjangkau seluruh wilayah desa, membuka keterisolasian informasi dan komunikasi.Melihat potensi yang dimiliki, arah pembangunan Desa Dlisen Wetan di masa depan dapat difokuskan pada beberapa sektor strategis. Pertama, penguatan dan diversifikasi usaha di bidang perbenihan. Selain komoditas yang sudah ada, desa dapat menjajaki peluang pembenihan tanaman hortikultura lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan manajemen usaha dan pemasaran digital juga menjadi krusial agar produk benih dari Dlisen Wetan dapat menjangkau pasar yang lebih luas.Kedua, pengembangan industri pengolahan hasil pertanian. Untuk meningkatkan nilai tambah, desa dapat mendorong munculnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mengolah hasil pertanian menjadi produk jadi, seperti makanan ringan, pakan ternak dari sisa panen jagung, atau produk olahan kedelai.Ketiga, potensi pengembangan agrowisata edukasi. Mengingat statusnya sebagai sentra pembenihan, Dlisen Wetan dapat merancang paket wisata edukasi di mana pengunjung dapat belajar langsung proses penangkaran benih dari para ahlinya. Konsep ini dapat menarik minat pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum, sekaligus menciptakan sumber pendapatan baru bagi desa.Dengan fondasi ekonomi yang kokoh di sektor pertanian, modal sosial yang kuat, serta visi pengembangan yang jelas, Desa Dlisen Wetan memiliki prospek cerah untuk terus tumbuh menjadi desa yang maju, sejahtera, dan mandiri, tanpa harus kehilangan identitas agraris dan religius yang menjadi jiwanya.